Judul : Paskah, Waktu untuk Pembaruan Rohani
Latar : Sebuah ruang sederhana dengan sebuah
bangku dan Alkitab terbuka di atas meja kecil. Pencahayaan tenang dan fokus.
Karakter:
- Andi:
Seorang pemuda yang sedang merenung.
- Ibu:
Seorang wanita dewasa yang bijaksana.
(Adegan 1)
(Andi duduk termenung di bangku, menatap Alkitab yang
terbuka. Wajahnya tampak gelisah dan penuh pertanyaan.)
Andi: (Berbisik pada diri sendiri) Pembaruan rohani…
apa artinya bagiku? Paskah sudah lewat… tapi rasanya… tidak ada yang
benar-benar berubah.
(Ibu masuk perlahan, melihat Andi dengan penuh kasih.)
Ibu: Andi? Kamu tampak sedang memikirkan sesuatu yang
dalam.
Andi: Ibu… Paskah. Kita merayakannya, mendengar
ceritanya… tentang pengorbanan dan kebangkitan. Tapi… bagaimana itu semua
menyentuh hidupku secara nyata? Aku merasa… masih sama seperti sebelumnya.
Ibu: Nak, Paskah bukan hanya tentang peristiwa yang
terjadi ribuan tahun lalu. Itu adalah undangan… undangan untuk melihat ke dalam
diri kita sendiri. Seperti jejak kaki di pasir, pengorbanan Kristus
meninggalkan jejak di hati kita. Pertanyaannya adalah, apakah kita mau
mengikuti jejak itu?
(Adegan 2)
Andi: Mengikuti jejak itu? Maksud Ibu?
Ibu: Kebangkitan bukan hanya tentang Dia bangkit dari
kematian, tapi juga tentang kita dibangkitkan dalam roh yang baru. Meninggalkan
kebiasaan lama, pikiran yang gelap, dan menggantinya dengan kasih, pengampunan,
dan harapan. Seperti tunas baru yang muncul setelah musim dingin.
Andi: Tapi… itu sulit, Bu. Banyak hal dalam diri saya
yang terasa berat untuk diubah.
Ibu: Benar, Nak. Perubahan tidak terjadi dalam
semalam. Itu adalah perjalanan. Paskah adalah awal dari perjalanan itu. Kita
diingatkan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari kelemahan kita, harapan
yang lebih besar dari keputusasaan kita.
(Ibu mendekat dan meletakkan tangannya di bahu Andi.)
Ibu: Lihatlah Alkitab itu. Di dalamnya ada petunjuk,
ada kekuatan. Renungkanlah firman-Nya, berdoalah dengan sungguh-sungguh.
Mintalah Roh Kudus untuk membimbingmu. Pembaruan rohani dimulai dari kerinduan
di dalam hati.
(Adegan 3)
Andi: (Melihat Alkitab dengan tatapan yang lebih
fokus) Jadi… ini bukan hanya tentang mengingat sejarah, tapi tentang
menghidupinya dalam diri saya?
Ibu: Tepat sekali, Nak. Paskah adalah waktu untuk
memeriksa hati kita. Apakah ada “batu” yang menghalangi pertumbuhan rohani
kita? Kesombongan? Kemarahan? Ketidakmauan untuk mengampuni? Kebangkitan
Kristus memberi kita kekuatan untuk menggulingkan batu-batu itu.
Andi: (Mengangguk pelan) Saya mengerti sekarang, Bu.
Ini bukan hanya perayaan di luar, tapi juga panggilan di dalam. Panggilan untuk
menjadi lebih baik, untuk bertumbuh dalam kasih dan kebenaran.
Ibu: Itu benar, Andi. Setiap hari adalah kesempatan
untuk pembaruan. Tetapi Paskah adalah pengingat yang kuat akan kasih karunia
yang telah diberikan kepada kita. Jangan sia-siakan jejak yang telah
ditinggalkan-Nya.
(Andi mengambil Alkitab dan membukanya. Ia menatapnya
dengan tekad yang baru.)
Andi: Terima kasih, Bu. Saya ingin memulai perjalanan
itu. Saya ingin merasakan pembaruan itu dalam hidup saya.
Ibu: Ibu akan selalu mendukungmu, Nak. Ingatlah,
setiap langkah kecil menuju kebaikan adalah bagian dari kebangkitan rohani
kita.
(Ibu tersenyum lembut. Andi memandang Alkitab dengan
harapan baru. Lampu perlahan meredup, meninggalkan kesan refleksi dan awal yang
baru.)
[SELESAI]
Catatan:
- Drama
ini menekankan dialog yang reflektif dan emosional.
- Ekspresi
wajah dan bahasa tubuh para aktor sangat penting untuk menyampaikan
pemahaman dan perubahan dalam diri Andi.
- Penggunaan
Alkitab sebagai simbol sumber pembaruan rohani.
- Pencahayaan
yang tenang menciptakan suasana kontemplatif.
- Durasi
drama bergantung pada tempo dialog dan jeda antar kalimat. Pastikan dialog
disampaikan dengan jelas dan ringkas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar